Bagaimana Cara Menilai Infertilitas?

28 November 2017

Menurut Dr. dr. Binarwan Halim, SpOG(k), MKed(OG), FICS, dokter spesialis kebidanan dan...

Menurut Dr. dr. Binarwan Halim, SpOG(k), MKed(OG), FICS, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Direktur Halim Fertility Centre (HCF), IVF Center Dept. O&G Fakultas Kedokteran USU, Medan. Pemeriksaan infertilitas untuk wanita lebih rumit, karena ada lima kelainan sebagai penyebabnya yang perlu diperiksa. Sedangkan untuk pria pada dasarnya yang paling penting adalah pemeriksaan sperma.

Cara untuk mengetahui kesuburan pada wanita, adalah:

  1. Mempelajari siklus haid, apakah teratur atau tidak. Haid harus terjadi secara teratur setiap 28-30 hari, bila haid tidak teratur biasanya bisa diduga adanya kemungkinan wanita tidak subur, karena tidak berovulasi dengan baik. Pemeriksaan dilakukan dengan USG, untuk melihat telur yang makin lama makin membesar dan akhirnya berovulasi melepaskan diri untuk dibuahi sperma. Melakukan pemeriksaan darah pada hari ke-21 haid, pada siklus yang teratur pemeriksaan hormon progesterone, dimana akan diketahui haidnya teratur atau tidak.
  2. Test Kesuburan, Untuk mengetahui berovulasi atau tidak, dengan urine (Ovu Test), atau pemeriksaan dengan melihat lendir pada vagina.
  3. Pemeriksaan saluran telur, Apakah ada yang tersumbat atau tidak, dengan melakukan pemeriksaan HSG. Pemeriksaan untuk melihat adanya tumor, miom, kista dengan melakukan USG.
  4. Pemeriksaan lendir pada serviks, Yaitu dengan UPS (Uji Pasca Senggama) untuk mengetahui bagaimana tingkat penetrasi sperma pada daerah serviks.
  5. Pemeriksaan hormon kesuburan, Dilakukan pada wanita yang haidnya tidak teratur.

"Sedangkan cara untuk mengetahui kesuburan pada pria adalah dengan cara melakukan pemeriksaan rutin analisa sperma, di mana ada tiga komponen paling penting yang harus diketahui adalah:

  1. Jumlah sperma tidak boleh kurang dari 15 juta per cc.
  2. Gerak secara total (kemampuan berenang) tidak boleh kurang dari 42%.
  3. Yang bentuknya normal, memiliki kepala oval dan ekor yang panjang, tidak boleh kurang dari 4%" kata dr. Binarwan.

"Dari pemeriksaan infertilitas itu, biasanya masih belum bisa diketahui penyebabnya secara menyeluruh. Ada sekitar 30% penyebab lain yang dikategorikan sebagai penyebab ketidaksuburan yang tidak diketahui, yang disebut idiopatik. Kelainan-kelainan tersebut tidak bisa kita ketahui apa penyebab sebenarnya, karena berada pada tingkatan yang sangat detail. Seperti kemampuan sperma menembus telur, misalnya kita tidak bisa tahu pula setelah menembus telur, apakah dia bisa berkembang, kita juga tidak tahu apakah setelah berkembang akan mampukah dia menanamkan dirinya ke dinding rahim (endometrium). Kita juga tidak bisa memeriksa, setelah tertanam ke endometrium, apakah dia punya kemampuan berkembang menjadi janin. Juga tidak pasti kemudian kelainan genetiknya. Itu juga tidak bisa dilakukan pemeriksaan." Kata dr. Binarwan.

"Untuk pemeriksaan adanya kelainan penyebab infertilitas itu, diperlukan pemeriksaan laboratorium khusus, misalnya untuk melihat indung telur, atau cadangan ovarium apakah cukup atau tidak, bisa dilakukan pemeriksaan AMH (Anti-Mullerian hormone), FSH dan estradiol. Jika ingin melihat kelainan hormon bisa dilakukan pemeriksaan proklatin, pemeriksaan testosteron, dan FSH & LH. Untuk melihat suatu kista, bisa dilakukan pemeriksaan penanda tumor (tumor marker), seperti Ca 125," kata dr. Binarwan. "Sedangkan untuk melakukan pemeriksaan saluran, dilakukan histerosonografi dengan rontgen. Pada pemeriksaan sperma dilakukan analisa sperma. Khusus pasien yang mempunyai sperma sangat rendah, di bawah 5 juta, akan dilakukan pemeriksaan hormon FSH, testoteron dan prolaktin" tutup dr. Binarwan.