Banyak orang yang kegemukan frustasi saat mencoba menurunkan berat badannya. Dapat dikatakan,...
Banyak orang yang kegemukan frustasi saat mencoba menurunkan berat badannya. Dapat dikatakan, hampir semua penderita kegemukan tahu cara menurunkan berat badan, yaitu dengan berdiet dan berolahraga, namun sedikit yang berhasil. Mereka pun ditawari berbagai program diet dan pola hidup dari berbagai pengelola program penurunan berat badan yang laris, hanya saja hasilnya sedikit atau sebentar saja, setelah itu gemuk kembali. Ada pula yang mengalami efek yoyo, berat badannya turun dengan drastis, namun kemudian naik lagi dengan pesat.
Menurut Mayo Clinic, program diet penurunan berat badan yang banyak diikuti, biasanya hanya 95% dari mereka berhasil menurunkan berat badan, akan menjadi gemuk kembali dalam waktu 5 tahun. Jadi, apa yang harus dilakukan? Pertama, tentukan apakah benar Anda kegemukan. Kalau ya, susun sebuah program penurunan berat badan yang aman dan sehat. Karena itu, yang perlu dilakukan untuk mengurangi berat badan adalah mengubah gaya hidup, perlu perubahan pola makan dan porsi olahraga. Perlu punya niat yang kuat untuk mengurangi berat badan, kurangi berat badan secara bertahap dan usahakan mengubah kebiasaan makan dan berolahraga. Perubahan jangka panjang akan menghasilkan kesuksesan.
Bila perubahan gaya hidup itu tidak berhasil, dokter akan memberikan obat dan kalau perlu pembedahan. Pemberian obat-obatan bukanlah pilihan utama, tanpa melakukan perubahan pola hidup, karena dengan penghentian penggunaan obat penurun berat badan maka tubuh akan kembali ke gemuk semula. Bahkan, obat-obat tertentu itu memberikan efek samping yang kurang baik. Sebuah penelitian membuktikan, diet yang baik disertai dengan olahraga teratur dan obat dapat menghasilkan penurunan berat badan yang nyata dan bertahan lama.
Bedah menjadi pilihan dalam mengatasi obesitas untuk mengubah sistem pencernaan pasien secara permanen (Kompas, 22 Agustus 2016). Namun, pembedahan bukan jalan pintas yang tepat bagi penderita obesitas agar langsing kembali. Pembedahan merupakan upaya pemendekan usus dan penyempitan lambung, sehingga kalori yang diserap dari makan dapat dikurangi. Setelah operasi, pasien harus mengubah gaya hidup disertai kosultasi dengan ahli gizi dan ahli bedah plastik untuk mengatasi kulit yang bergelambir karena banyak lemak hilang. Oleh karena itu, pembedahan bariatrik hanya dilakukan untuk penderita obesitas morbid atau obesitas berat, yang terancam kematian. Bedah bariatrik dilakukan jika indeks massa tubuh lebih dari 35 kg/m2 bagi pasien normal dan lebih dari 30 kg/m2 bagi pasien diabetes melitus.
Sedangkan operasi sedot lemak hanya memperbaiki segi kosmetis saja, tapi tidak menurunkan risiko terjadinya penyakit akibat komplikasi kegemukan, karena pola hidupnya yang tidak sehat terus berlanjut. Penurunan berat badan yang baik akan menurunkan faktor risiko timbulnya penyakit itu. Penurunan 5% dari berat badan semula, misalnya, memberikan dampak 10% peningkatan kesehatan, yang dengan mudah didapatkan melalui perubahan gaya hidup.