Fertilitas Menurun Seiring Meningkatnya Usia

27 November 2017

"Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan (suami-istri) tidak mempunyai anak...

"Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan (suami-istri) tidak mempunyai anak setelah menikah dan melakukan hubungan seksual secara optimal dan teratur tanpa proteksi, seperti kondom ataupun alat kontrasepsi (KB) lainnya" kata Dr.dr. Binarwan Halim, SpOG(k), MKed(OG), FICS, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Direktur Halim Fertility Centre (HCF), IVF Center Dept. O& G Fakultas Kedokteran USU, Medan.

Menurut dr. Binarwan, faktor usia berpengaruh pada tingkat kesuburan (fertilitas), terutama pada wanita. "Pada usia 35 tahun, kesuburan seorang wanita mulai turun, sehingga kalau seandainya terdapat kelainan sebaiknya sebelum usia tersebut cepat mengikuti program infertilitas. Bila usia sudah di atas 35 tahun, maka penanganannya sudah harus progresif, karena kesuburannya menurun dengan cepat. Misalnya dari 35 tahun ke 37 tahun nampak grafik menurun yang curam, lalu ke 40 tahun akan lebih parah lagi. Sedangkan pada pria, biasanya penurunan itu lebih lambat. Setelah usia 55 tahun ke atas baru ada pengaruh terhadap kesuburan" , lanjutnya.

Faktor-faktor penyebab infertilitas itu bisa dari masing-masing pasangan, atau pun keduanya. Ada lima faktor penyebab pada pihak wanita yaitu: (1) Faktor rongga perut (peritoneum), ada endometriosis, (2) Faktor indung telur (ovarium), jumlah cadangan telur yang berkurang, (3) Faktor saluran telur (tuba falopi) tersumbat, (4) Faktor serviks (leher rahim), di mana ada polip, infeksi yang menyumbat, ataupun lendir serviks yang menghalangi perjalanan sperma ke rahim. Ada dua faktor penyebab pada pria, yaitu: (1) Faktor sperma, jumlahnya kurang, (2) Faktor kemampuan berhubungan seksual, misalnya, ketidakmampuan ereksi, sehingga tidak bisa penetrasi.

"Sebelum usia 35 tahun, kondisi infertilitas itu bisa dilihat dalam waktu setahun pernikahan, sudah berhubungan seks tapi tidak mendapatkan anak, sudah dapat dikategorikan infertil (tidak subur). Bahkan, bila usia sudah di atas 35 tahun, infertilitas sudah bisa dilihat dalam waktu setengah tahun saja (6 bulan)" , kata dr. Binarwan.

Banyak orang yang menganggap faktor genetik sangat berpengaruh terhadap sulitnya hamil. Namun, menurut dr, Binarwan itu tidak dominan. "Kasus infertilitas sangat jarang diturunkan, kecuali memang ada riwayat keluarga yang infertilitas, seperti sperma suami yang sangat rendah (azzospermia) yang memerlukan program bayi tabung untuk mendapatkan anak. Dan bisa saja kelainan azzospermia itu diturunkan pada anaknya. Dan, kelainan adanya penyakit-penyakit bisa diturunkan yang berpengaruh pada infertilitas, seperti misalnya Fragile X Syndrome pada wanita, atau Mosaic Turner Syndrome, mungkin harus di skrining. Tetapi pada sebagian besar kasus infertilitas itu bukanlah penyakit yang menjadi penyebab utamanya" , katanya menegaskan.