Identifikasi Reaksi Imun Terhadap Makanan

18 August 2017

Terkadang kita merasa tidak cocok terhadap sebuah makanan, sehingga mengakibatkan kita...

Terkadang kita merasa tidak cocok terhadap sebuah makanan, sehingga mengakibatkan kita terkena diare atau sakit kepala. Tanpa disadari ternyata kita mengalami food sensitivities. Ketahui lebih awal dengan pemeriksaan IgG Food Sensitivity Profile.

You are what you eat

Tubuh membutuhkan makanan untuk meregenerasi. Jenis makanan yang kita makan sangat berpengaruh dalam proses regenerasi. Sistem pencernaan mengolah makanan yang kita makan dan proses ini juga dibantu oleh sekelompok besar bakteri baik atau mikrobiota. Jika sebagian protein atau protein yang belum dicerna masuk melalui dinding saluran cerna, maka kita dapat mengalami reaksi imun yang menyebabkan timbulnya berbagai gejala klinis. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi makanan yang dapat menyebabkan reaksi imun.

Food Sensitivity

Kadang kala tubuh kita bereaksi terhadap beberapa hal seperti makanan yang kita makan, serbuk sari yang terhirup atau protein yang kita serap, dengan cara mengaktivasi sistem imun kita. Reaksi imun tersebut umumnya dikenali sebagai alergi makanan yang terjadi secara cepat (hipersensitivitas tipe-I) setelah terpapar alergen pemicu, yang diperantarai oleh imunoglobulin E.

Di samping itu, terdapat beberapa tipe reaksi alergi yang bersifat defensif (reaksi tertunda), yang diperantarai oleh munoglobulin G. Reaksi tersebut dipicu oleh protein baik dalam makanan ataupun kosmetik.

Reaksi tertunda ini terjadi beberapa jam atau hari setelah paparan protein sampai menimbulkan gejala. Pada kondisi ini sulit mengetahui penyebab timbulnya gejala seperti diare, sakit kepala, atau kurang konsentrasi. Kondisi seperti inilah yang dikenal dengan istilah food sensitivities. Meskipun Anda menyukai makanan seperti pizza atau mie, tubuh Anda belum tentu menyukai gandum atau tepung dalam adonannya, sehingga akhirnya menimbulkan gejala seperti diare, muntah atau kram perut.

Terkadang kita seringkali tidak menyadari bahwa banyak gejala klinis terkait dengan food sensitivity. Gejala tersebut di antaranya adalah asma, rasa lelah dan lesu, migrain, masalah kontrol berat badan, kesehatan kulit, dll. Untuk mengetahui apakah kita mengalami food sensitivity, maka kita perlu melakukan pemeriksaan terhadap food sensitivity dan gejala yang kita alami, yaitu dengan pemeriksaan IgG Food Sensitivity Profile.

IgG Food Sensitivity Profile

Merupakan pemeriksaan untuk mengidentifikasi makanan yang berpotensi menimbulkan masalah dan membantu kita untuk memperbaiki kesehatan kita secara keseluruhan dengan mengurangi reaksi imun yang tidak diinginkan terhadap makanan. Pemeriksaan IgG Food Sensitivity Profile menggunakan teknologi inovatif untuk mendeteksi dan mengukur antibodi IgG terhadap 222 jenis makanan di dalam darah.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan Anda mengalami food sensitivity, maka keluarkan menu makanan penyebab alergi tersebut dari daftar menu Anda. Agar menu makanan Anda tetap seimbang konsultasikan dengan nutrisionis atau dokter, dan tetap pantau food sensitivity Anda melalui pemeriksaan IgG Food Sensitivity Profile.

Jenis Makanan

Sereal: Sereal jagung, durum, gluten, oat, beras, dan gandum.

Kacang-kacangan dan Biji-bijian: Almond, kacang brazil, kacang mete, cokelat, kacang tanah, legume mix (pea, lentil haricot), kedelai, dan kenari.

Ikan: Ikan laut (salmon, trout), udang, kerang, kepiting, tuna, white fish mix (haddock, cod, plaice).

Daging: Daging sapi, daging ayam, daging domba, daging babi.

Sayuran: Brokoli, kubis, wortel, seledri, mentimun, daun bawang, cabai/paprika (merah, hijau, kuning), dan kentang.

Buah-buahan: Apel, blackcurrant, grapefruit, melon, semangka, jeruk dan lemon, stroberi, dan tomat.

Lainnya: Telur, susu sapi, bawang putih, jahe, jamur, teh, dan ragi.