Mengapa Bisa Meninggal Setelah Berolahraga?

15 September 2017

Kematian mendadak yang dalam bahasa inggris disebut sudden cardiac death,...

Kematian mendadak yang dalam bahasa inggris disebut sudden cardiac death, didefinisikan sebagai kematian yang terjadi cepat, yaitu dalam waktu 1 jam sejak timbulnya gejala. Kematian mendadak bila dikaitkan dengan olahraga berisiko karena terjadinya aritmik (gangguan irama) jantung. Jantung bergetar kacau - atau disebut dengan istilah fibrilasi vertrikal. Hampir 75-85 persen, gagal jantung dan penyempitan karena adanya gangguan irama ini. Fibrilasi itu, kekacauan itu terjadi pada bilik jantung. Iramanya tidak beraturan. Kadang cepat sekali. Tidak bisa relaksasi. Pemompaan terganggu. Pasokan darah, oksigen tidak beraturan. Dan jika terjadi gangguan irama jantung ini, kematian akan terjadi 1-6 jam kemudian.

Aritmia bisa terjadi dengan begitu saja tanpa sebab, atau akibat dari sesuatu yang merangsang, seperti stres, tembakau, atau aktivitas fisik. Pada saat berolahraga, otot jantung membutuhkan oksigen sebanyak-banyaknya. Bila kebutuhan itu tidak terpenuhi, misalnya karena gangguan pompa atau penyumbatan pembuluh darah, akibatnya bisa menjadi fatal.

Kematian mendadak bisa pula disebabkan serangan jantung akibat penyakit jantung koroner. Yang paling sering adalah karena penyempitan yang signifikan pada pembuluh koroner yang sangat vital mengurusi dua pertigaan aliran darah ke jantung. Bisa juga karena penyumbatan pembuluh darah oleh plak yang terlepas, sehingga terjadi gangguan sirkulasi. Plak yang menyumbat pembuluh darah jantung itu terdiri dari lapisan keras yang terbentuk dari lemak atau kolesterol.

Jangan berlebihan dalam berolahraga

Olahraga memang baik bagi kesehatan, tetapi kalau dilakukan dengan porsi yang berlebihan justru bisa meningkatkan risiko pelakunya terkena penyakit kelainan irama jantung (atrial fibrilasi). Sebelum melakukan olahraga berat, sebaiknya kita memperhatikan kondisi fisik dan mental, apakah sudah memenuhi kriteria berikut:

  1. Apakah kita cukup tidur, cukup istirahat, kebutuhan tubuh juga tercukupi.
  2. Kita tidak punya keluhan-keluhan lain.
  3. Kita juga tidak dalam kondisi sakit atau demam ringan. Dan sebaiknya jangan berolahraga jika dalam kondisi ini.
  4. Juga jangan berolahraga sehabis makan, sebaiknya berolahraga sesudah 4 jam makan.
  5. Kita juga tidak sedang sesak napas, tidak sedang menderita penyakit lain yang membawa dampak ke jantung.
  6. Kemudian juga, kita harus tahu olahraga itu ada batasnya. Lakukan pemanasan yang benar. Misalnya stretching, iramanya sesuaikan kebutuhan tubuh, dan lakukan pendinginan.