Direktur Keuangan Prodia Menerima "Indonesia Best CFO 2016"

10 August 2016

Direktur Keuangan PT. Prodia Widyahusada, Liana Kuswandi, SE,M.Fin. menerima...

Direktur Keuangan PT. Prodia Widyahusada, Liana Kuswandi, SE,M.Fin. menerima penghargaan "Indonesia Best CFO 2016" yang diserahkan oleh Pemimpin Usaha Majalah SWA, Zetta Saraswati didampingi oleh Dekan IPMI International Business School, Prof. Roy Sembel dan Executive Editor Majalah Swa, Kusnan M. Djawahir pada Selasa, 9 Agustus 206 di Hotel Shangri-La, Jakarta.

"Indonesia Best CFO 2016' merupakan pemilihan chief financial officer (CFO) terbaik di Indonesia yang diselenggarakan oleh majalah SWA. Di tahap awal, tim SWA menetapkan 100 lebih nama direktur keuangan atau CFO yang memenuhi kriteria untuk mengikuti kompetisi "Indonesia Best CFO 2016", yakni mempunyai prestasi dan strategi dalam bidang corporate finance.

Seluruh CFO penerima "Indonesia Best CFO 2016"

Di tahap akhir, para CFO yang lolos seleksi harus melakukan presentasi di hadapan panel juri yang terdiri dari praktisi bisnis senior dan akademisi. Dewan juri "Indonesia Best CFO 2016" terdiri dari Prof. Djoko Wintoro (Wakil Rektor Universitas Prasetiya Mulya), Prof. Roy Sembel (Dekan IPMI International Business School), Philip S. Purnama (Presdir Integra Mining Group), Emirsyah Satar (Chairman Mataharimall.com), dan Dr. Sugiharto (mantan Menteri Negara BUMN dan mantan Komisaris Pertamina).

Terdapat empat parameter penilaian, yaitu kejelasan identifikasi masalah (15%), strategi dan terobosan untuk mencapai sasaran dan applicable (50%), hasil (15%), dan kecakapan dalam presentasi (10%). Dari hasil penliaian tersebut, para panelis juri menentukan peringkat "Indonesia Best CFO 2016". Pada kompetisi "Indonesia Best CFO 2016", Direktur Keuangan PT. Prodia Widyahusada, Liana Kuswandi, SE, M.Fin. berhasil menduduki peringkat ke-8.

Ibu Liana Kuswandi, SE, M.Fin. beserta jajaran manajemen Prodia

Sebagai seorang CFO, Liana Kuswandi menyebutkan, tanggung jawab terpenting adalah meningkatkan profit perusahaan dan menjaga likuiditas. Pengalamannya sejak tahun 2007 di Prodia telah membawanya pada pencapaian yang luar biasa. Beliau berhasil melewati krisis likuiditas yang sempat terjadi lantaran adanya utang yang terkena denda dan piutang yang sulit tertagih.  "Ketika saya masuk, saya berusaha negosiasi, sehingga denda itu bisa dihilangkan. Saya masuk 2007 pertengahan, sampai Desember baru kami bisa melewati masa kritis", ujar beliau.