Prodia Catat Pertumbuhan Laba Bersih 27,8% Jadi Rp 268,75 Miliar pada Tahun 2020

12 March 2021

JAKARTA, 12 Maret 2021 – PT Prodia Widyahusada Tbk (Kode saham:...

JAKARTA, 12 Maret 2021 – PT Prodia Widyahusada Tbk (Kode saham: PRDA) berhasil mempertahankan performa profitabilitas pada tahun 2020. Pertumbuhan penjualan serta pengelolaan biaya beban yang optimal ini mendukung pencapaian laba usaha Prodia sebesar Rp 301,76 miliar, atau naik 39,67%. Pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha mendukung pencapaian laba bersih Perseroan pada tahun 2020 menjadi sebesar Rp 268,75 miliar, tumbuh signifikan 27,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih Perseroan mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan pendapatan bersih Perseroan. 

Pertumbuhan Pendapatan Bersih meningkat sebesar 7,4% menjadi Rp 1.873,38 miliar, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1.744,27 miliar. Pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan juga turut mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan Perseroan. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang sekitar 61,2% kepada pendapatan Perseroan. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 38,8% terhadap pendapatan Perseroan. 

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan, “Tahun 2020 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan tak terkecuali bagi kami yang berada di sektor kesehatan. Namun, pada masa pandemi COVID-19 ini, kami masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih, menjaga arus kas dan mempertahankan performa profitabilitas Prodia dengan tetap memprioritaskan keamanan, kesehatan dan keselamatan karyawan dan pelanggan. Pencapaian ini menunjukkan ketahanan model bisnis, kokohnya bisnis inti dan keunggulan operasional Prodia. Kami terus beradaptasi terhadap dinamika situasi terkini dengan tetap fokus pada optimalisasi produktivitas, pengendalian biaya, pemanfaatan teknologi untuk peningkatan layanan bagi pelanggan, dan menjaga pertumbuhan pendapatan dan laba,” tutur Dewi di Jakarta (10/3).

Sepanjang tahun 2020, jumlah pemeriksaan mencapai 14 juta dan jumlah kunjungan mencapai 3,1 juta. Jumlah permintaan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 191,5% pada tahun 2020 menjadi 1,6 juta tes. Pendapatan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 131,8% pada tahun 2020 menjadi Rp 700,3 miliar. Perseroan juga terus berkontribusi dalam membantu Pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19 melalui penyediaan tes pemeriksaan COVID dengan metode rapid test, tes serologi antibodi EIA, dan PCR COVID-19. Pada tahun 2020, Perseroan telah melayani lebih dari 1 juta pemeriksaan COVID-19 di Indonesia.

Total aset Perseroan pada tahun 2020 mencapai Rp 2.232,05 miliar yang terdiri dari Aset lancar sebesar Rp 1.360,01 miliar dan aset non lancar menjadi Rp 872,04 miliar. Pada tahun 2020, total ekuitas naik menjadi sebesar Rp 1.788,29 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.659,59              miliar. Sedangkan, total liabilitas sebesar Rp 443,75 miliar yang terdiri dari total liabilitas jangka pendek sebesar Rp 210,15 miliar dan total liabilitas jangka panjang sebesar Rp 233,59 miliar.

 

Secara akumulatif, Perseroan mencatatkan arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun 2020 dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp 434,63 miliar meningkat dari Rp 341,83 miliar pada tahun 2019. Peningkatan akun arus kas bersih dari aktivitas operasi ini disebabkan oleh meningkatnya penerimaan kas dari pelanggan sebesar 6,6% menjadi Rp 1.879,35 miliar pada tahun 2020. Dengan tingkat posisi kas dan setara kas sebesar Rp 364,98 miliar, Perseroan memiiki posisi keuangan yang solid untuk mendukung kesinambungan operasi dan pengembangan bisnis Perseroan.

Per 31 Desember 2020, sisa dana hasil penawaran umum Perseroan adalah Rp 485,65 miliar dan total dana IPO yang telah digunakan adalah Rp 662,98 miliar. Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan per 31 Desember 2020, sebesar Rp 460,17 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp 115,47 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp 87,33 miliar untuk modal kerja.

Perseroan mulai melakukan pemeriksaan SARS-CoV-2 RNA (PCR COVID-19) sejak awal Mei 2020 dan bergabung menjadi bagian dari jejaring Laboratorium Resmi Rujukan Nasional Pemeriksaan RT-PCR COVID-19 di Indonesia pada bulan yang sama. Pada bulan Juli 2020, Perseroan menggunakan alat otomatis PerkinElmer untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di Laboratorium Pusat Rujukan Nasional dan Laboratorium Rujukan Regional Prodia di Surabaya, Makassar dan Medan. Perseroan terus memperbesar kapasitas pemeriksaan PCR COVID-19 hingga lebih dari 2.000 tes/hari dengan menambahkan alat otomatis Cobas 6800 di Laboratorium Pusat Rujukan Nasional (PRN) Prodia, Jakarta. Saat ini, Prodia adalah laboratorium kesehatan swasta pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menggunakan alat otomatis penuh Cobas 6800 System.  

Guna memberikan kemudahan bagi pelanggan pada pandemi COVID-19, Perseroan telah meluncurkan layanan Telekonsultasi dan Prodia in Your Car. Telekonsultasi bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam melakukan konsultasi mengenai kondisi kesehatan tanpa harus datang ke Prodia. Prodia in Your Car memungkinkan pengambilan sampel darah dilakukan dalam mobil pelanggan sehingga pelanggan tidak perlu turun dari mobil, petugas akan menghampiri dan melakukan pengambilan sampel dengan tetap menerapkan protokol keamanan dan keselamatan yang berlaku. Layanan home service juga terus diperkuat guna melayani pelanggan secara optimal pada masa pandemi COVID-19.

Sejak tahun 2017, Prodia terus mengembangkan layanan berbasis digital dengan memperhatikan customer journey dan patient centric model, peningkatan layanan e-Prodia melalui Prodia Apps, layanan e-registration dan e-payment dan layanan hasil pemeriksaan online (HPSL Online), edukasi dan informasi melalui website dan berbagai social media lainnya, pengembangan data health record bagi pelanggan Prodia, dan pemanfaatan teknologi informasi lainnya yang sudah dituangkan di dalam IT Blueprint Prodia.

******

Tentang PT Prodia Widyahusada Tbk

Laboratorium klinik Prodia didirikan pertama kali di Solo pada 7 Mei 1973 oleh beberapa orang idealis berlatar belakang pendidikan farmasi. Sejak awal, Dr. Andi Widjaja, MBA beserta seluruh pendiri lainnya tetap menjaga komitmen untuk mempersembahkan hasil pemeriksaan terbaik dengan layanan sepenuh hati.

Sebagai pemimpin pasar, sejak 2012 Prodia merupakan satu-satunya laboratorium dan klinik di Indonesia dengan akreditasi College of American Pathologists (CAP). Sehingga kualitas hasil tes dari laboratorium Prodia sejajar dengan laboratorium internasional.

Pada 7 Desember 2016, Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana Prodia sebagai emiten ke-15 di tahun 2016, dengan kode saham “PRDA”. Dalam aksi korporasi itu, Prodia telah menawarkan saham perdana sebanyak 187,5 juta lembar saham. Dengan demikian, dana yang diraih dari penawaran umum perdana saham (IPO) perseroan mencapai sebesar Rp1,22 triliun.

Hingga saat ini, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 266 outlet, di 34 provinsi dan 127 kota di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya merupakan Prodia Health Care (PHC) yakni layanan wellness clinic yang berbasis personalized medicine serta specialty clinics yang terdiri dari Prodia Children’s Health Centre (PCHC), Prodia Women’s Health Centre (PWHC) dan Prodia Senior Health Centre (PSHC).    

 

Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi www.prodia.co.id atau menghubungi:

Marina Eka Amalia   

Legal Head & Corporate Secretary

PT Prodia Widyahusada Tbk. 

Ph.       +62-21-3144182 ext 3816

Email     corporate.secretary@prodia.co.id                                    

Magdalena Vandry                                                                        

Investor Relation Head                                                                 

PT Prodia Widyahusada Tbk.

Ph.       +62-21 3144182 ext 3775                                                

E-mail    investor.relation@prodia.co.id