Cegah Keganasan HPV pada Wanita dengan HPV-DNA

13 April 2017

Human Papilloma Virus (HPV) memang tidak sepopuler virus menular seksual lainnya...

Human Papilloma Virus (HPV) memang tidak sepopuler virus menular seksual lainnya seperti Human Immunodeficiency Virus (HIV). Padahal, dampaknya sudah banyak dirasakan orang-orang disekitar kita atau bahkan kita sendiri tanpa disadari. HPV merupakan salah satu penyebab utama seorang wanita mengidap kanker serviks, yaitu sebesar 99,7% kasus. Sayangnya, infeksi HPV tidak menimbulkan gejala di awal dan baru diketahui saat keganasan menyebar luas, sehingga kematian yang disebabkan virus ini pun cukup tinggi di Indonesia.

Kenali Human Papilloma Virus (HPV)

HPV merupakan virus yang dapat menyebabkan kutil di berbagai bagian tubuh seperti kaki dan tangan, bahkan alat kelamin. Tipe HPV yang menyebabkan kutil di bagian kaki dan tangan berbeda tipe dengan HPV yang menyerang alat kelamin. Terdapat sekitar 120 tipe HPV, dan 40 tipe diantaranya adalah tipe HPV yang menyerang alat kelamin. Dua per tiga dari 40 tipe HPV yang menyerang alat kelamin dikategorikan sebagai HPV risiko tinggi karena keterkaitannya dengan penyebab kanker serviks.

Selama ini telah dikenal dua tipe HPV, yaitu risiko rendah dan risiko tinggi. Infeksi HPV tipe risiko rendah dapat menimbulkan perubahan ringan yang sementara pada serviks namun tidak akan menimbulkan risiko terjadinya kanker. HPV risiko rendah juga terkadang menimbulkan kutil pada alat kelamin. Sementara HPV tipe risiko tinggi terutama yang menetap dapat menyebabkan perubahan bentuk sel serviks yang lambat laun dapat menjadi kanker serviks jika tidak ditangani. Yang berisiko mengalami infeksi HPV tipe risiko tinggi yang menetap diantaranya adalah wanita > 30 tahun, memiliki gangguan kekebalan tubuh (HIV atau lupus), berhubungan seksual di usia belia (< 20 tahun), bergonta-ganti pasangan seksual, merokok, dan sebagainya. Proses infeksi HPV menjadi kanker serviks membutuhkan waktu sekitar 10-20 tahun.

Pemeriksaan HPV-DNA telah Disetujui FDA

Karena tidak menunjukan gejala di awal, pemeriksaan sebelum timbul gejala sebaiknya dilakukan agar dapat terdeteksi dini dan segera mendapatkan penanganan. Saat ini telah dikembangkan pemeriksaan HPV-DNA, yaitu pemeriksaan molekuler menggunakan metoda hybrid capture II yang telah mendapatkan persetujuan Food and Drug Administration (FDA) untuk mendeteksi adanya DNA Human Papilloma Virus (HPV) tipe risiko tinggi pada bahan pemeriksaan yang diambil dari serviks.

Terdapat 13 jenis HPV risiko tinggi yang dapat dideteksi oleh pemeriksaan HPV-DNA. FDA pun telah menyetujui dilakukannya pemeriksaan HPV-DNA bersama-sama dengan Pap Smear sebagai pemeriksaan primer kanker serviks terutama bagi wanita di atas usia 30 tahun. Pemeriksaan HPV-DNA juga dianjurkan bila hasil pemeriksaan Pap Smear tidak jelas atau membingungkan.

Saat ini juga sudah tersedia vaksinasi untuk mencegah infeksi HPV risiko tinggi, namun hanya dapat melindungi 2 tipe HPV saja. Artinya, vaksin pun belum dapat memberikan perlindungan seutuhnya terhadap kanker serviks dan tipe HPV lainnya, sehingga skrining atau pemeriksaan dini seperti Pap Smear dan HPV-DNA tetap penting dilakukan bahkan bagi seseorang yang telah divaksin.

Segera lakukan skrining secara rutin untuk deteksi dini kanker serviks. Semakin dini terdeteksi, semakin tinggi pula peluang sembuhnya. Kunjungi www.prodia.co.id untuk informasi lebih lanjut tentang skrining kanker serviks. Serta manfaatkan keringanan biaya 20% setiap pemeriksaan SSBC dan atau HPV DNA (deteksi kemungkinan kanker serviks) selama bulan April 2017 di Laboratorium Klinik Prodia.